Di pesisir pantai timur, tepatnya di kabupaten Parimo provinsi Sulawesi Tengah, terdapat beberapa wilayah kecamatan yang di huni oleh suku Lauje. Suku asli Lauje adalah orang orang primitif yang hidupnya Nomaden ataw berpindah pindah. Mata pencaharian utama mereka adalah bercocok tanam, yaitu tanan yang sifatnya jangka pendek. Seperti, menanam jagung, kacang tanah, padi ladang, dll. Namun sebagian dari suku ini ada juga yang mencari nafkah dengan mencari rotan, kayu manis, dan menanam tembakau.
Ada yang menarik dari suku lauje ini. Menurut cerita dari nenek moyang orang-orang suku lauje, di balik keprimitifan suku lauje tersebut ada sekelompok orang dari suku tersebut yang lebih lebih primitif, bahkan mereka menghindar jauh di tengah gunung demi mengindari bertemu dengan orang banyak. Mereka inilah yang di sebut oleh nenek moyang orang Lauje dengan julukan DAMPELAU. Kata Dampelau tersebut berasal dari bahasa sehari hari orang orang Lauje, yakni terdiri dari dua kata, yaitu kata DAMPE dan LAU. Dampe artinya (biji), sedangkan Lau sendiri adalah singkatan dari LAU-LAU ataw LALAU yang artinya (telanjang). Dari dua kata tersebu di gabungkan menjadi satu yaitu kata DAMPELAU yang artinya (telanjang bulat). Karna biji identik dengan bentuk bulat, walaupun biji tersebut belum tentu berbentuk bulat. Namun dalam bahasa daerah suku lauje kata LAU juga adalah sebutan untuk salah satu buah buahan yang berbentuk bulat, buahnya kecil-kecil, rasanya asam manis, dan pohonya tumbuh besar dan lebat.
Apa mata pencaharian Dampelau tersebut?
- Mereka juga bercocok tanam seperti suku Lauje biasanya, namun mereka juga lihai dalam berburu binatang liar seperti babi hutan, dan rusa.
- Mereka tidak melakukan barter dengan suku Lauje lainya, kana apabila mereka bertemu dengan orang asing atau yang bukan dari kelompok mereka, mereka akan lari jauh menghindar.
Posnya bisa singkat atau panjang, pengantar personal mengenai kehidupan Anda atau pernyataan misi blog, sebuah manifesto untuk masa depan, atau garis besar sederhana tentang hal yang ingin Anda publikasikan.
Berikut ini beberapa pertanyaan untuk membantu Anda memulai:
- Mengapa Anda memilih untuk menulis blog secara publik daripada menulis jurnal pribadi?
- Topik apa yang ingin Anda tulis?
- Siapa yang ingin Anda jangkau melalui blog Anda?
- Jika Anda berhasil menulis blog dengan lancar sepanjang tahun depan, apa yang ingin Anda raih?
Konon kabarnya sekelompok Dampelau ini bisa saja menyerang orang yang bukan dari kelompok mereka. Tidak jelas apa penyebabnya, namun menurut pengakuan dari nenek moyang suku lauje seperti itu.
Suku Lauje terkenal dengan senjata berburu mereka yang mematikan, yaitu SUMPIT. Sumpit adalah jenis senjata berburu suku Lauje yang terbuat dari bambu pilihan, yang sudah di bentuk sedemikian rupa, agar menjadi senjata yang tepat sasaran dan mematikan. Perlu di ketahui bahwa alat berburu yang satu ini bukan hanya di gunakan oleh suku Lauje saja, Tapi juga di gunakan oleh beberapa Suku yang ada di Nusantara ini. Kelebihan senjata berburu yang satu ini adalah tidak mengeluarkan suara yang keras yang bisa membuat target sasaran berbru lari karna taku. Sumpit sendiri memiliki peluru yang di raut setajam mungkin, dan di baluri racun. Racun inilang yang membuat sasaran akan mengalami kelumpuhan, sehingga bisa dengan mudah di tangkap.
Menurut kabar yang beredar di kalangan suku Lauje bahwa Dampelau ini tidak mengenal pakaian sehingga sangat cocok sebutan Dampelau untuk kelompok ini. Mereka hanya menggunakan dedaunan untuk menutupi bagian bagian yang sensitif.
Ini adalah sedikit gambaran suku Lauje yang terdapat sekelompok yang lebih primitif dari suku lauje tersebut. Namun keberadaan Dampelau hingga saat ini tidak di ketahui. Bisa saja mereka telah berbaur dan bermasyarakat dengan orang orang setempat. Itulah sedikit cerita dari para orang orang terdahulu suku Lauje.